Proyeksi Pasar Properti Indonesia 2025: Peluang dan Tantangan di Era Digital



 Pasar properti Indonesia 2025 diproyeksikan mengalami pertumbuhan yang positif. Sebelumnya, sektor ini cenderung stabil dengan tingkat pertumbuhan sekitar 1,5% hingga 2% per tahun. Namun, menurut M. Gali Ade Nofrans, pengamat properti dari Stellar Property, pertumbuhan pada tahun 2025 diperkirakan akan meningkat menjadi 2,2% hingga 2,3%. Angka tersebut lebih tinggi jika kita bandingkan rata-rata pertumbuhan yang terjadi dalam satu dekade terakhir.

Peluang Peningkatan Pasar Properti Indonesia 2025

Ada beberapa hal yang bisa menjadi peluang terjadi peningkatan properti di Tanah Air tahun ini. Berikut diantaranya:

Adanya Kementerian Baru

Peluang pertama karena ada kementerian baru yaitu Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman atau PKP yang hanya fokus pada perumahan rakyat. Harapannya kehadiran kementerian baru tersebut bisa membantu mempercepat pengambilan keputusan dan regulasi terkait pembangunan perumahan.

Intensif Pemerintah

Adanya intensif dari pemerintah seperti pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau PPN dan BPHTB juga bisa membantu peningkatan pertumbuhan properti. Sebab dengan adanya intensif tersebut maka bisa membantu meringankan beban masyarakat yang ingin membeli hunian. Intensif akan mengurangi biaya pembelian sehingga masyarakat akan lebih tertarik untuk membeli properti baru di tahun 2025 ini.

Program 3 Juta Rumah

Hadirnya Program 3 Juta Rumah juga bisa memperbesar peluang pertumbuhan pasar properti Indonesia 2025. Program ini sendiri ialah inisiatif dari pemerintah guna menyediakan 3 juta unit rumah per tahun yang layak huni. Tujuannya yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat miskin yang memang belum memiliki hunian memadai.

Tantangan dalam Perkembangan Properti 2025

Meskipun banyak peluang yang menjanjikan peningkatan properti tahun 2025 ini, namun tentunya ada beberapa tantangan yang siap menghadang seperti berikut:

Kenaikan PPN

Menurut akun TikTok propertynbank_magz, kenaikan PPN 12% akan membuat harga properti meningkat terutama pada segmen rumah non-subsidi. Hal tersebut perkiraannya akan memberatkan konsumen terutama dari kelompok menengah ke bawah yang merupakan target pasar terbesar. Kenaikan PPN juga bisa memperbesar beban skema pendanaan berbasis utang terutama untuk proyek yang menggunakan kerja sama antara pemerintah dan bahan usaha.

Harga Properti yang Tinggi

Tantangan pasar properti Indonesia 2025 lainnya yaitu tingginya harga properti terutama di kota besar sehingga membuat orang-orang semakin sulit memilikinya, terutama masyarakat dari kelompok menengah ke bawah. Naiknya harga bahan bangunan serta adanya inflasi juga akan membuat harga semakin naik.

Lahan Terbatas

Ketersediaan lahan yang terbatas terutama di kota-kota yang besar juga menjadi tantangan rumit dan lama. Sehingga hal tersebut bisa menjadi hambatan besar dalam mengembangkan properti. Pengembang properti pun harus memutar otak bagaimana cara mendapatkan lahan yang cukup untuk membangun properti baru.

Peluang perkembangan pasar properti Indonesia 2025 menghadirkan peluang positif meskipun masih dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satu pengembang yang mendukung kemajuan sektor ini adalah Aspenpark Serpong. Mereka menawarkan hunian yang tidak hanya nyaman tetapi juga memiliki harga yang terjangkau. Perumahan di kawasan Serpong ini dirancang sebagai tempat tinggal yang layak dengan berbagai keunggulan yang cocok untuk keluarga. Oleh karena itu, Aspenpark Serpong bisa menjadi pilihan ideal bagi mereka yang mencari hunian terbaik di Serpong.




Comments

Popular posts from this blog

Bayar 5 Juta Langsung Dapat Rumah 3 Kamar Hanya di Aspen Park

Tren Properti Indonesia 2025: Apa yang Harus Diperhatikan Investor dan Pengembang?

Bayar 5 Juta Langsung Dapat Rumah 3 Kamar Impian Keluarga